Apa Itu Call-to-Value dalam Marketing ? Ini Pengertian Termudahnya!
Dalam dunia marketing, istilah call-to-value (CTV) mungkin belum terlalu dikenal. Umumnya, yang banyak orang ketahui adalah call-to-action (CTA).
Lalu apa bedanya dari kedua hal ini? Pada dasarnya, baik CTV dan CTA digunakan untuk mengarahkan konsumen untuk membuat keputusan.
Hanya saja, pendekatannya sedikit berbeda. Untuk memahami tentang hal ini lebih dalam, yuk, baca penjelasan dari kami di artikel ini baik-baik!
BACA JUGA: Ini Pengertian Brand Imagery: Serta Aspek Penting, dan Cara Suksesnya
Apa Itu Call to Action?
Untuk bisa memahami apa itu call-to-value, Anda harus benar-benar mengerti apa itu call-to-action terlebih dahulu. Lalu menurut Crafty Copy, call-to-action adalah kata-kata dan desain yang bertujuan untuk mengarahkan audiens melakukan suatu tindakan. Pastinya, Anda pernah melihat ini di iklan-iklan.
Contoh dari CTA yang biasa digunakan para marketer adalah:
- beli sekarang
- klik di sini
- hubungi kami
- pesan tiket
- download aplikasinya
- dll
Seperti yang bisa dilihat, CTA langsung dengan jelas memberi tahu audiens tentang apa yang harus ia lakukan. Hal ini ditunjukkan dengan kata kerja, seperti “klik”, “hubungi”, “download”, dan masih banyak lagi.
Umumnya, CTA ditampilkan dalam bentuk tombol sehingga kita bisa langsung mengkliknya dan menyelesaikan suatu aktivitas, misalnya download untuk mendapatkan aplikasi.
Dalam dunia marketing, CTA sangat penting. Tanpa hal ini, orang bisa jadi tidak tahu apa yang harus ia lakukan. Selain itu, tujuan dari bisnis atau campaign juga tidak dapat terpenuhi. Kalau sudah paham dasar mengenai CTA, saatnya kita membahas tentang CTV dan perbedaannya.
BACA JUGA: Wajib Kamu Tahu: 10 strategi pemasaran untuk bisnis
Apa Itu Call to Value?
Sebenarnya, call-to-value tidak jauh berbeda dengan call-to-action. Tujuannya pun sama-sama untuk membuat orang tertarik melakukan sesuatu. Hanya saja, call to value bisa jadi lebih menarik. Menurut New Breed+, CTV adalah CTA yang mengandung value proposition.
Value proposition sendiri merupakan nilai-nilai yang membuat suatu produk menarik atau bermanfaat bagi konsumen. Dengan kata lain, value proposition merupakan suatu hal yang bisa meyakinkan konsumen untuk membeli barang atau menggunakan suatu jasa. Jadi, CTV tidak sekedar menyuruh audiens untuk melakukan suatu aksi saja.
Akan tetapi, ia lebih meyakinkan orang bahwa apa yang ditawarkan brand memang akan memberi suatu manfaat. Dengan begitu, keputusan konsumen dapat dipengaruhi secara positif. CTV menjawab pertanyaan kenapa audiens harus melakukan tindakan di suatu CTA.
Sebagai contoh, ketika kita menyuruh audiens untuk beli suatu produk, mungkin akan ada yang bertanya: kenapa harus beli produk atau jasa tersebut? Dengan CTV, pertanyaan ini ada jawabannya.
Contoh dari suatu call-to-value adalah sebagai berikut:
- dapatkan berita terkini
- tingkatkan penjualanmu
- tumbuhkan bisnismu
Melalui copy semacam itu, konsumen bisa paham bahwa dengan mengeklik tombol CTV, ia akan mendapatkan suatu value atau manfaat. Apakah call-to-value lebih bagus dari call-to-action? Sebenarnya, tidak juga. Jika ingin menggunakannya, Anda harus mengetahui waktu-waktu yang tepat.
BACA JUGA: Butuh Banyak Desain dan Konten, tapi Terhambat?
Kapan Harus Menggunakan CTA atau CTV?
Dalam menentukan apakah kita harus menggunakan CTA atau CTV, pertama pahami dulu halaman atau website tempat Anda akan menyisipkannya. Untuk landing page, call-to-value adalah pilihan yang tepat. Akan tetapi, di situasi lain, CTA lebih baik digunakan.
Misalnya, saat harus membantu audiens dalam pengisian form. Tombol “submit” atau “selesai” tidak harus diganti dengan CTV yang menjelaskan value menyelesaikan pengisian form tersebut.
Justru, dengan call-to-action yang singkat, experience pengguna akan lebih nyaman dan mudah. Selain itu, penggunaan CTA dan CTV juga sangat tergantung dari copy pendukungnya. Jika memang di landing page-mu sudah menjelaskan dengan baik keunggulan-keunggulan produk, bisa jadi CTV tidak harus digunakan. Pada akhirnya, penggunaan call-to-action atau call-to-value tergantung dari keputusan cermat masing-masing marketer.
Untuk memvalidasi keputusanmu, Anda juga bisa menggunakan A/B testing. Dengan menggunakan tes ini, Anda dapat mengetahui pilihan mana yang lebih baik untuk pengunjung situs. Jika Anda kesulitan dalam desain atau pun branding, Anda dapat berinvestasi untuk menggunakan jasa konsultan desain dan branding yang mempunyai pengalaman di industri kreatif ini. Seperti contohnya Artmosphere Design yang dapat menjadi pilihan tepat untuk bisnis Anda dalam menciptakan digital imaging yang kuat dan menarik, yang dapat berguna untuk alat promosi brand Anda Hubungi Artmosphere Design sekarang untuk bantuan dalam menciptakan branding pemasaran yang luar biasa.